Bismillaah..
Alhamdulillaah, setelah hampir 7 bulan lebih tidak update, akhirnya saya bisa kembali aktif dengan bahan cerita baru. Sedikit bercerita, di tahun 2025 ini saya memutuskan untuk pindah ke proyek baru. Masih di haluan yang sama, di seputaran dunia pertambangan emas. Bedanya, lokasi proyek saya kali ini tidak pergi jauh-jauh. Tidak naik pesawat lagi, tidak perlu menyebrang laut.. cukup jalur darat saja. Ya, lokasinya sekarang masih di pulau Jawa, Jawa Barat tepatnya.
Terletak sekitar 30 km di selatan cianjur dan sekitar 100 km arah barat dari kota Bandung, perusahaan ini masih belum memulai produksinya hingga saat ini. Kegiatan yang berjalan selama beberapa tahun kebelakang baru sampai tahap eksplorasi dan penghitungan cadangan. Untuk kegiatan penambangan apalagi pengolahan masih berada dalam tahap desain dan kemungkinan belum akan ada produksi setidaknya sampai akhir tahun 2025 ini. Namun, manajemen saat ini merencanakan untuk dapat menghasilkan first gold pour di tahun 2026 akhir atau awal 2027 nanti.
Berdasarkan historinya, tambang ini sebenarnya sudah eksis sejak lama dan sempat berganti-ganti pemilik. Infonya, aktivitas pertambangan disini sudah dimulai sejak zaman kolonial bersama dengan tambang Cikotok. Bahkan di sini masih ada bekas portal tambang bawah tanah yang sudah lama ditinggalkan dan perlu direhab. Portal ini juga yang rencananya akan digunakan kembali oleh perusahaan untuk memulai penambangan emas. Tentunya kami perlu untuk mendevelop portal tersebut untuk menggali lebih ke dalam karena bijih di bagian permukaan sudah pernah diambil di masa lalu.
Foto portal tambang bawa tanah
Selain portal peninggalan masa lalu, ada juga beberapa dokumen hasil uji metalurgi yang sempat dilakukan menggunakan sampel bijih dari lokasi ini. Usia dokumennya cukup lama, dari tahun 1990an yang dikeluarkan oleh beberapa konsultan engineering dari luar negeri. Rata-rata dokumennya membahas tentang metode pengolahan bijih emas sulfida dengan metode flotasi. Karena memang bijih emas di lokasi proyek ini memiliki kadar sulfida yang lumayan dengan mineral-mineral sulfida seperti pyrite, galena, sphalerit, chalcopyrite dan juga arsenopyrit yang jumlahnya cukup signifikan. Sehingga metode flotasi dianggap paling tepat untuk mengolah bijih emas di sini. Selain itu, ada juga dokumen yang membahas metode flotasi dengan sistem selektif untuk menghasilkan berbagai macam jenis konsentrat terpisah. Contohnya seperti konsentrat zinc, tembaga atau timbal yang masing-masing akan dijual ke smelter di luar negeri.
Contoh tabel hasil uji flotasi dari dokumen lama
Namun sepertinya tidak ada tindak lanjut dari semua dokumen test itu, maksudnya tidak ada pabrik pengolahan yang pernah dibuat untuk mengolah bijih sulfida tersebut. Dugaan saya, penambangan dan pengolahan bijih yang dilakukan pada waktu itu hanya mengambil bijih emas oksida di dekat permukaan dan akhirnya ditunda ketika mereka mulai menemukan cadangan bijih sulfida di kedalaman tambang yang lebih dalam. Keputusan penundaan itu barangkali disebabkan proses pengolahan bijih sulfida yang lebih kompleks, rekoveri emas yang lebih rendah dan juga harga emas pada waktu itu yang tidak setinggi saat ini.
Lalu apa yang melatarbelakangi keputusan saya bergabung dengan proyek ini? Ada beberapa alasan, salah satunya adalah jenis bijih emas yang diolah di tempat ini berbeda dibandingkan dengan proyek lain yang pernah saya tangani sebelumnya. Bisa dikatakan tempat ini akan menawarkan pengalaman kerja baru bagi saya. Dari mulai jenis bijih yang akan diolah sampai dengan jenis pekerjaan yang saya lakoni. Di proyek-proyek sebelumnya, saya kebanyakan berurusan dengan bijih emas oksida yang cukup umum di Indonesia. Bijih emas oksida itu relatif lebih simpel pengolahannya dan juga menawarkan nilai rekoveri emas yang lebih tinggi. Kalau saya boleh meniru kata-kata lucu dari dosen saya dulu, kurang lebih begini "aah.. itu tinggal dicemplungin trus diaduk-aduk saja".
Untuk contoh analisa kandungan unsur-unsur di dalam sampel bijih di lokasi proyek ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Dari angka-angkanya saja sudah terlihat bahwa bijih yang akan diolah ini tidak akan sesimpel bijih yang pernah saya olah sebelumnya.
Tabel komposisi bijih sulfida di lokasi proyek
1 Komentar
Terima kasih atas pengenalan yang sangat menarik dari proyek barunya, Pak. Ditunggu cerita dan ilmu yang akan dibagikan, Pak
BalasHapus