Adab pergi ke masjid

Adab pergi ke masjid

Oleh nizar a k

Bismillah

Ilustrasi pergi ke masjid
sumber muslim.or.id

Alhamdulillah, sampai juga di bulan romadhon tahun 2021 ini, gak terasa sudah setahun lebih sejak virus korona mampir ke Indonesia. Jadi ingat, setahun yang lalu di awal romadhon seperti ini saya sedang dikarantina selama 2 minggu sebelum masuk site tempat kerja. Klo tidak salah sekitar bulan maret. Maklum, waktu itu korona sedang boomingnya, jadi meskipun badan sehat tetap saja mesti karantina 2 minggu. Beda dengan sekarang, sampai lokasi lanjut test swab, lanjut kerja bila hasil negatif. Padahal di bulan puasa begini lumayan juga kalau karantina lagi 2 minggu.. hehe.

Oke lanjut ke topik, judul di atas sebenarnya didapat dari hasil nonton salah satu channel TV muslim ketika menginap di salah satu hotel di manado. Rupanya channel TV sekarang sudah banyak ya, beda dengan jaman tahun 90an dulu hehe.. maklum, di rumah gak beli TV, jadi ya gak update. Nah berhubung sekarang sedang bulan ramadhan, jadi ya boleh lah blog kita isi sedikit dengan siraman rohani. Ini juga termasuk sharing ilmu loh ya.

Adab-adab pergi ke masjid, oke apa saja itu? Berikut saya coba tulis ulang berdasarkan ingatan saya yang samar-samar.

1. Diusahakan berjalan kaki menuju masjid bila memungkinkan. Banyak keutamaan yang diperoleh dengan semakin banyak langkah kaki menuju masjid. Diantaranya adalah pada hadits berikut:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ، ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مَنْ بُيُوتِ اللهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللهِ، كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً، وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa bersuci di rumahnya, kemudian berjalan ke salah satu rumah Allah (masjid) untuk melaksanakan kewajiban yang Allah tetapkan, maka kedua langkahnya, yang satu menghapus kesalahan dan satunya lagi meninggikan derajat.” (HR. Muslim no. 666)

2. Berwudhu dulu di rumah. Sesuai dengan hadits di atas, baiknya bila kita bisa berwudhu dulu di rumah.

3. Memakai pakaian yang bagus. Analoginya, pergi ke undangan saja kita pakai baju yang bagus dan rapi, maka hendaknya ketika menghadap Alloh pun kita gunakan pakaian terbaik. Firman Alloh

يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap kali (memasuki) masjid. Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf [7]: 31) 

4. Membaca doa keluar rumah dan pergi ke masjid. Doa keluar rumah

بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
"Bismillahi, tawakkaltu 'alallah, laa haula wa laa quwwata illaa billaah"

Artinya: "Dengan nama Allah (aku keluar). Aku bertawakal kepada Allah, tidak ada daya dan upaya kecuali karena pertolongan Allah semata."
Lalu doa pergi ke masjid
اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِى قَلْبِى نُورًا وَفِى لِسَانِى نُورًا وَاجْعَلْ فِى سَمْعِى نُورًا وَاجْعَلْ فِى بَصَرِى نُورًا وَاجْعَلْ مِنْ خَلْفِى نُورًا وَمِنْ أَمَامِى نُورًا وَاجْعَلْ مِنْ فَوْقِى نُورًا وَمِنْ تَحْتِى نُورًا. اللَّهُمَّ أَعْطِنِى نُورًا

Allahummaj’al fii qalbii nuura wa fii lisaanii nuuraa waj’al fii sam’ii nuuraa waj’al fii basharii nuuraa waj’al min khalfii nuuraa wamin amaamii nuuraa waj’al min fauqii nuuraa wa min tahtii nuuraa. Allahumma a’thinii nuuraa.

“Ya allah jadikanlah hatiku bercahaya, lisanku bercahaya, pendengaranku bercahaya, penglihatanku bercahaya. Jadikanlah Ya Allah belakangku bercahaya, depanku bercahaya, atasku bercahaya dan bawahku bercahaya. Ya Allah, berikanlah cahaya untukku.” (HR. Bukhari Muslim)
Doa pergi ke masjid ini memang jarang didengar, butuh usaha buat menghapal. InsyaAlloh mudah.

5. Berjalan tidak terburu-buru, meskipun iqomat sudah dikumandangkan. Nah ini penting ternyata. Selama ini mungkin kita akan berlari-lari apabila sudah terlambat ke masjid, namun ternyata kita diajarkan untuk tidak terburu-buru. Hikmahnya antara lain agar napas kita tidak ngos-ngosan ketika sholat. Bagaimana mau khusyu kalau napas saja sudah ngos-ngosan karena lari. Selain itu dengan jalan tenang, langkah kaki kita yang bernilai kebaikan pun bisa semakin banyak.

6. Lepas sendal dengan kaki kiri didahulukan. Sebaliknya, ketika mau pakai sendal dahulukan kaki kanan.

7. Masuk ke masjid dengan kaki kanan dahulu, sambil membaca doa

اللَّهُمَّ افْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ

Ya Allah, buka-kanlah pintu rahmatmu untukku. (HR. Muslim)

8. Cari shaf terdepan. Shaf terdepan itu lebih utama
Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda :

خيْرُ صُفُوفِ الرِّجَالِ أَوَّلُهَا ، وَشَرُّهَا آخِرُهَا ، وَخَيْرُ صُفُوفِ النِّسَاءِ آخِرُهَا ، وَشَرُّهَا أوَّلُهَا

“Sebaik-baik shaf bagi laki-laki adalah yang paling depan, dan yang paling jelek adalah yang paling belakang. Sebaik-baik shaf bagi wanita adalah yang paling belakang, dan yang paling jelek adalah yang paling depan.“ (HR. Muslim)

9. Sholat tahiyatul masjid bila masih ada waktu
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan,

فَإِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ، فَلَا يَجْلِسْ حَتَّى يَرْكَعَ رَكْعَتَيْنِ

“Apabila kalian masuk masjid, jangan duduk, sampai shalat dua rakaat.” (HR. Muslim)

Ya demikian sedikit tulisan dari saya. Tulisan lain yang lebih detail ada banyak di google, ini salah satunya.

Referensi: https://konsultasisyariah.com/11057-adab-menuju-masjid.html


Posting Komentar

1 Komentar