Menguasai Hati

Oleh Nizar A K

Bismillah

Tulisan singkat untuk bahan renungan. Mari lihat sejenak 3 gambar di bawah ini. Ada  gambar bagian cover ban mobil yang retak karena kurang hati-hati ketika parkir dan juga gambar permukaan layar HP yang tidak sedap dipandang mata karena pemasangan screen protector yang tidak rapi.

Lalu apa hubungannya? Ya... Bagi sebagian orang, kejadian seperti ini sangat tidak mengenakkan. Apalagi bila Anda coba bayangkan kejadian ini menimpa seseorang yang terbiasa hidup perfect, rapi, bersih.. hmmm rasanya mungkin seperti sisa daging yang menempel di sela-sela gigi dan terasa mengganjal hehe. Atau bayangkan juga hal itu terjadi pada seseorang yang isi dompetnya sedang menipis dan dia telah mencurahkan segala daya upayanya untuk bayar cicilan mobil atau anak kost yang rela membeli screen protector HP dengan mengorbankan jatah makan 1 hari.. hehe.. rasanya mungkin seperti sakit gigi di malam hari dan dokter gigi tidak ada yang buka. Mau marah pun bingung karena memang dirinya sendiri lah sang pelakunya.

Saya sendiri pernah mengalaminya. Yaitu ketika sebuah hal yang sebenarnya kecil, tapi tiba-tiba terasa besar dan menyesakkan karena datang di saat kondisi jiwa sedang labil. Kenapa saya katakan hal kecil? Yaa karena itu sebenarnya memang masalah kecil. Cover ban mobil yang retak dan tergores? Ayolaah.. masih lebih baik ketimbang bodi mobil yang penyok karena nabrak tembok rumah orang. Sudah mobil sendiri rusak, tetangga pun ikut ngomel dan minta ganti rugi tembok. Masih mending bila hanya nabrak tembok, kalau yang ditabrak itu manusia bagaimana coba? Lebih ribet lagi urusannya kan. Lalu screen protector HP yang tidak rapi.. ayolaah, masih lebih baik ketimbang layar touchscreen retak dan minta ganti atau HP nya hilang jatuh ke dalam toilet. Di balik suatu peristiwa, selalu ada kesempatan bagi kita untuk melihat itu sebagai hal besar atau hal kecil. Kurang lebih sama dengan prinsip orang untuk bersyukur soal rezeki “jangan lihat ke atas, lihat ke bawah”. Memang betul, meski punya gaji 20 juta tapi yang dilihat adalah tetangga dengan gaji 40 juta pasti jadi merasa kurang terus. Siapa yang rugi? Yang jelas bukan sang tetangga.

Didalam Alquran sendiri telah tersirat tentang pentingnya menjaga kestabilan hati untuk siap menerima segala kesenangan maupun hal tidak menyenangkan yang datang kepada

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah. Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri,"

(QS. Al-Hadid 57: Ayat 22-23)

 * Via Al-Qur'an Indonesia https://quran-id.com

Untuk referensi tafsir lengkapnya bisa cek di alamat berikut:

 http://www.ibnukatsironline.com/2015/10/tafsir-surat-al-hadid-ayat-22-24.html

 Baik, sekian tulisan singkat dari saya di penghujung ramadhan 1442 H ini. Semoga kita sama-sama bisa menjadi pribadi yang lebih baik.




Posting Komentar

0 Komentar